BAB
II
KAJIAN
TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Definisi Komunikasi
Ditinjau dari etimologi, komunikasi berasal
dari kata communicare yang berarti “membuat sama”. Definisi kontemporer
menyatakan bahwa komunikasi berarti “mengirim pesan”. Menurut (Effendy. 2003:
9) istilah komunikasi (communication) berasal dari kata latin communication,
dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya
adalah sama makna. Berbicara mengenai definisi komunikasi tidak ada
definisi yang salah dan benar secara absolute.
Namun definisi kontemporer menyarankan bahwa
komunikasi merujuk pada kalimat “mendiskusikan makna”, ”mengirim pesan” dan
”penyampaian pesan lewat media”. Apapun istilah yang dipakai, secara umum
komunikasi mengandung pengertian “memberikan informasi, pesan, atau gagasan
pada orang lain dengan maksud agar orang lain tersebut memiliki kesamaan
informasi, pesan atau gagasan dengan pengirim pesan.
B. Konsep Komunikasi
Konsep komunikasi menurut John R. Wenburg,
William W. Wilmoth dan Kenneth K Sereno dan Edward M Bodaken terbentuk menjadi
3 tipe: pertama, searah: pemahaman ini bermula dari pemahaman komunikasi yang
berorientasi sumber yaitu semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan
seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon penerima.
Jadi, kalau dua orang terlibat dalam
komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau
berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan
bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan
makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti
makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan antara kedua orang
tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa
yang dipergunakan juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.
C. Unsur-unsur komunikasi
1. Komuniakator
(communicator)
Yaitu memberi berita,
yang dalam hal ini adalah orang yang berbicara,pengirim berita atau orang yang
memberitakan.
2. Menyampaikan
berita,
Dalam hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim atau menyiarkan.
3. Berita
Berita yang disampaikan
(message), dapat dalam bentuk perintah, laporan, atau saran.
3. Komunikan
(communicate)
Yaitu orang yang
dituju, pihak penjawab atau para pengunjung. Dengan kata lain orang yang
menerima berita.
4. Tanggapan
atau reaksi (response), dalam bentuk jawaban atau reaksi. Kelima unsure
komunikasi tersebut (Komuniakator, Menyampaikan berita, Berita-berita yang
disampaikan, Komunikan dan Tanggapan atau reaksi) merupakan kesatuan yang utuh
dan bulat, dalam arti apabila satu unsure tidak ada, maka komunikasi tidak akan
terjadi.
D. Bentuk-bentuk komunikasi
a) Komunikasi verbal
Yaitu salah satu bentuk
komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan kepada pihak lain baik
secara tertulis maupun pesan.
ü
Hasil
Observasi:
Berdasarkan observasi dan
pengamatanyang kami lakukan. Komunikasi verbal yang kami temukan adalah
komunikasi yang dilakukan antara guru dan murid. Dimana komunikasi tersebut
termasuk komunikasi secara tertulis. Karena seorang guru yang menyampaikan
materi secara tertulis di papan tulis.
b) Komunikasi non verbal
Komunikasi yang menggunakan
bahasa tubuh seperti menggunkan gerakan tangan/tubuh sebagai isyarat suatu
perbuatan yang mempunyai arti pesan dalam konteks komunikasi. Mengekspresikan
pesan dalam komunikasi dalam bentuk gambar, menggunakan bahasa sikap yaitu
bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan/ mengekspresikan pikiran,
perasaan seperti bungkam, tak acuh.
ü
Hasil
Observasi :
Berdasarkan pengamatan kami
di beberapa kelas di SD Pabean 2. Komunikasi verbal juga beberapa kali kami
temui, diantaranya : ketika ada beberapa murid yang sedang ramai dan gaduh,
guru tersebut kemudian diam dan memanggil nama murid yang bersangkutan sambil
mengerutkan dahi. Yang berarti guru tersebut sedang marah.
E. Jenis komunikasi :
a) Komunikasi individu
Komunikasi yang terjadi
dalam diri individu yang berfungsi untuk mengembangkan kreativitas imajinasi,
memahmai dan mengendalikan diri serta meningkatkan kematangan berpikir sebelum
mengambil keputusan.
b) Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri
komunikator sendiri. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal
secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang
individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi
dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan.
Komunikasi
intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan
mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan
kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi
intrapribadi oleh komunikator.
Untuk
memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang
perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini
diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah
pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.
Aktivitas
dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami
diri pribadi diantaranya adalah; berdo’a, bersyukur, instrospeksi diri dengan
meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak
bebas, dan berimajinasi secara kreatif.
Pemahaman
diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi
dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita,
tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita
membangun pemahaman diri pribadi ini.
Kesadaran
pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada
identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri
adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan
identitas diri kita yang berbeda beda (multiple selves).
c) Komunikasi kelompok
Menurut Anwar Arifin komunikasi kelompok adalah komunikasi
yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti
dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael
Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai
interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang
telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah,
yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota
yang lain secara tepat.
Dari dua definisi di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya
komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk
mencapai tujuan kelompok.
Menurut Dedy Mulyana kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai
tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok
tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, atau suatu
komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Pada komunikasi
kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi, karena itu kebanyakan teori
komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Sehingga komunikasi
kelompok adalah Interaksi tatap muka antara tiga orang atau lebih dengan tujuan
yang telah diketahui seperti berbagai informasi, pemecahan masalah mana yang
mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota lain
secara tepat.
ü
Hasil
Observasi :
Berdasarkan hasil observasi
kami komunikasi kelompok sangat banyak kami jumpai. Diantaranya ketika ada
beberapa siswa yang sedang ngobrol bersama. Ini merupakan suatu proses
komunikasi kelompok. Karena mereka terdiri dari lebih 1 orang dan dalam lingkup
tertentu.
d) Komunikasi massa
Merupakan tipe komunikasi
manusia (human communication) adalah komunikasi umum, pesan yang disampaikan
tidak ditujukan pada satu orang saja tapi juga bagi semua orang/ khalayak.
ü
Hasil
Observasi :
Untuk kegiatan komunikasi
masa ini, jenis komunikasi ini kami temukan ketika seorang guru sedang
menjelaskan ataupun menyampaikan materi kepada siswanya. Dan hal ini dikatakan
sebagai komunikasi masa karena pesan atau materi tidak hanya untuk sati siswa.
Melainkan bagi seluruh siswa dalam kelas.
e) Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi
organisasi,
hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi
batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling
bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horisontal.
ü
Hasil
Observasi :
Menurut kami, komunikasi
organisasi ini muncul dan ada ketika ada beberapa guru ataupun karyawan lain
yang berkumpul di dalam ruang guru. Kemudian mereka membahas bagaimana kemajuan
siswa dalam belajar dan apa yang harus dilakukan untuk memajukan sekolah
tersebut.
F. Tujuan komunikasi:
a. Menemukan
Salah satu tujuan utama
komunikasi menyangkut penenmuan diri (personal discovery). Dengan
berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baik diri kita sendiri dan diri
orang lain yang kita ajak bicara. Tetapi komunikasi juga memungkinkan kita
untuk menemukan dunia luar yang dipenuhi objek, peristiwa dan manusia lain.
b. Untuk berhubungan
Kita menghabiskan banyak
waktu dan energi komunikasi untuk membina dan memelihara hubungan sosial dengan
orang lain.
c. Untuk meyakinkan
Media massa ada sebaigan
besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita. Sedikit saja
dari komunikasi pribadi kita yang tidak berupa untuk mengubah sikap atau
perilaku.
d. Untuk bermain
Kita menggunkan banyak
perilaku komunikasi kota untuk bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan
pelawak, pembicaraan, musik, film sebagian besar untuk hiburan. Demikian pula
banyak dari perilaku yang dirancang untuk menghibur orang lain.
G. Prinsip komunikasi:
1) Prinsip 1 :
Komunikasi adalah suatu proses simbolik
2) Prinsip 2 :
Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
3) Prinsip 3 :
Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
4) Prinsip 4 :
Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat
kesengajaan
5) Prinsip 5 :
Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
6) Prinsip 6 :
Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
7) Prinsip 7 :
Komunikasi itu bersifat sistemik
8) Prinsip 8 :
Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin
efektiflah komunikasi
9) Prinsip 9 :
Komunikasi bersifat nonsekuensial
10) Prinsip 10 :
Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
11) Prinsip 11 :
komunikasi bersifat irreversible
12) Prinsip
12 : Komunikasi bukan panasea untuk
menyelesaikan
berbagai masalah
H. Hambatan-hambatan dalam
berkomunikasi
Pada sebuah
proses komunikasi yang terjadi terkadang kita juga akan mengalami banyak
hambatan dalam berkomunikasi. Beberapa Hambatan Komunikasi adalah :
a.
Hambatan sematik
Komunikasi yg disebabkan oleh fakor bahasa yg digunakan oleh para pelaku
komunikasi
b.
Hambatan mekanik
Komunikasi yang disebabkan oleh factor elektrik, mesin atau media lainnya
c. Hambatan antropologis Hambatan yg disebabkan
oleh perbedaan pada diri manusia
d. Hambatan psikologis Hambatan yg disebabkan
oleh factor kejiwaan .
I. Proses belajar mengajar
sebagai proses komunikasi
Proses belajar mengajar dapat dikatakan proses komunikasi
dimana terjadi proses penyampaian pesan tertentu dari sumber belajar (guru,
instruktur, media pembelajaran dll) kepada penerima (peserta didik, murid)
dengan tujuan agar pesan (berupa topik-topik pelajaran tertentu) dapat diterima
(menjadi milik) oelh peserta didik/murid.
Guru hendaknya menyadari bahwa didalam kegiatan belajar
dan pembelajaran, seungguhnya ia sedang melaksanakan kegiatan komunikasi. Untuk
itu guru harus memilih dan menggunakan kata-kata yang berada dalam
jangkauan/medan pengalaman murid-muridnya, agar dapat dimengerti dengan baik
oleh mereka sehingga pesan pembelajaran yang disampaikan dapat diterima oleh
murid dengan baik.
Kegiatan encoding dan decoding dalam proses pembelajaran.
Encoding merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
pemilihan lambang-lambang yang akan digunakan dalam kegiatan
komunikasi oleh komunikator (oleh guru dalam kegiatan pembelajaran). Sedangkan Decoding
adalah kegiatan dalam komunikasi yang dilaksanakan oleh penerima pesan
(audience, murid) dimana penerima berusaha menangkap makna pesan yang
disampaikan melalui lambang-lambang oleh komunikator.
Agar penyampaian pesan pembelajaran mencapai “sharing”
yang diinginkan maka dilakukan penyampaian dengan lebih konkret dan jelas,
selain dengan memilih lambang verbal yang berada dalam medan pengalaman murid.
Misalnya menggunkaan alat peraga dan media pembelajaran seperti chart, diagram,
grafik, gambar diam dll.
Media pembelajaran dapat digunakan dalam 2 macam cara
dalam proses belajar mengajar:
·
Sebagai alat peraga untuk
menjelaskan materi pelajaran yang disampaikan keapda murid-murid.
·
Pemanfaatan media pembelajaran
sebagai saluran komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan
pembelajaran terutama oleh media belajar mandiri seperti modul, Computer Based
Instruction (CAI).
J.
Komunikasi
yang efektif untuk kelancaran proses pembelajaran
Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan
efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima
dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif oleh siswa. Komunikasi
efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar
pribadi yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang
berlangsung secara informal antara dua orang individu. Komunikasi ini
berlangsung dari hati ke hati, karena diantara keduabelah pihak terdapat
hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif
apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar
pribadi.
Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi
merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar
dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar
ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang
memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas
yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar
dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam
melakukan komunikasi ini.
Komunikasi
dalam bentuk diskusi dalam proses belajar mengajar berlangsung amat efektif,
hal ini disebabkan oleh dua hal:
a. materi yang didiskusikan meningkatkan
intelektualitas,
b. komunikasi dalam diskusi bersifat
intracommunication dan intercommunication.
Yang
dimaksud dengan intracommunication atau intrakomunikasi adalah komunikasi yang
terjadi pada diri seseorang. Ia berkomunikasi dengan dirinya sendiri sebagai
persiapan untuk melalukan intercommunication dengan orang lain.
Untuk
menyamakan makna antara guru/dosen dan siswa ada beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian:
1.
Semua komponen dalam komunikasi
pembelajaran diusahakan dalam kondisi ideal/baik:
a.
pesan (message) harus jelas, sesuai dengan kurikulum, terstruktur secara jelas,
menarik dan sesuai dengan tingkat intelejensi siswa.
b.
Sumber/guru harus berkompetensi terhadap materi ajar, media yang digunakan,
mampu menyandikan dengan jelas, mampu menyampaikan tanpa pembiasan dan menarik
perhatian serta mampu membangkitkan motivasi diri dan siswa dalam proses
interaksi dan transaksi komunikasi.
c. penerima/siswa harus dalam kondisi yang
baik/sehat untuk tercapainya prasyarat pembelajaran yang baik.
d.
lingkungan (setting) mampu mendukung penuh proses komunikasi misalnya
pencahayaan, kenyamanan ruang dan sebagainya.
e.
materi/media software dalam kondisi
baik/tidak rusak (sesuai dengan isi/pesan).
f.
alat (device) tidak rusak sehingga tidak
membiaskan arti (audiovisual). Media yang menarik (dapat dilihat dan didengar)
akan memudahkan siswa dalam retensi dan pengingatan kembali pesan yang pernah
didapat.
g.
teknik/prosedur penggunaan semua komponen
pembelajaran harus memiliki instruksi jelas dan terprogram dalam pengelolaan.
2.
Proses encoding dan decoding tidak
mengalami pembiasan arti/makna.
3. Penganalogian harus dilakukan untuk
membantu membangkitkan pengertian baru dengan pengertian lama yang pernah
mereka dapat.
4. Meminimalisasi
tingkat gangguan (barrier/noise) dalam proses komunikasi mulai dari proses
penyandian sumber (semantical), proses penyimbolan dalam software dan hardware
(mechanical) dan proses penafsiran penerima (psychological).
5. Feedback
dan respons harus ditingkatkan intensitasnya untuk mengukur efektifitas dan
efisiensi ketercapaian.
6. Pengulangan
(repetition) harus dilakukan secara kontinyu maupun progresif.
7. Evaluasi
proses dan hasil harus dilakukan untuk melihat kekurangan dan perbaikan.
8. Aspek
pendukung dalam komunikasi; fisik, psikologi, sosial dan waktu harus dibentuk
dan diselaraskan dengan kondisi komunikasi yang sedang berlangsung agar tidak menghambat
proses komunikasi pembelajaran.
K.
Teori
komunikasi yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran
Beberapa
teori komunikasi yang bisa diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar adalah :
1.
Teori Humanisme
Kurikulum ini menekankan pada pembagian
pengawasan dan tanggungjawab bersama antar seluruh siswa didik. Humanistic
curiculum menekankan pada pola pikir, perasaan dan tingkah laku siswa dengan
menghubungkan materi yang diajarkan pada kebutuhan dasar dan kebutuhan hidup
siswa. Teori ini menganggap bahwa setiap siswa sebagai objek pembelajaran
memiliki alasan yang berbeda dalam mempelajari bahasa. Tujuan utama dari teori
ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa agar bisa berkembang di tengah
masyarakat. The deepest goal or purpose is to develop the whole persons within
a human society. (McNeil,1977)
2.
Teori Konstruktvisme
Jean
Piaget dan Leu Vygotski adalah dua nama yang selalu diasosiasikan dengan
kontruktivisme. Ahli kontruktivisme menyatakan bahwa manusia membentuk versi
mereka sendiri terhadap kenyataan, mereka menggandakan beragam cara untuk
mengetahui dan menggambarkan sesuatu untuk mempelajari pemerolehan bahasa
pertama dan kedua.
3.
Teori
Sibernetika
Istilah sibernetika berasal dari bahasa
Yunani (Cybernetics berarti pilot). Istilah Cybernetics yang diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia menjadi sibernetika, pertama kali digunakan tahun 1945
oleh Nobert Wiener dalam bukunya yang berjudul Cybernetics. Sibernetika adalah
teori sistem pengontrol yang didasarkan pada komunikasi (penyampaian informasi)
antara sistem dan lingkungan dan antar sistem, pengontrol (feedback) dari
sistem berfungsi dengan memperhatikan lingkungan. Seiring perkembangan
teknologi informasi yang diluncurkan oleh para ilmuwan dari Amerika sejak tahun
1966, penggunaan komputer sebagai media untuk menyampaikan informasi berkembang
pesat.
4.
Teori
Classical Conditioning (Pavlov dan
Watson)
Menurut
teori conditioning (Ivan Petrovich Pavlo:1849-1936), belajar adalah suatu
proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang
kemudian menimbulkan reaksi (response). Untuk menjadikan seseorang itu belajar
haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar
menurut teori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang kontinu. Yang
diutamakan dalam teori ini ialah hal belajar yang terjadi secara otomatis.
5.
Teori Operant
Conditioning (Skinner)
Skinner
(1904-1990), menganggap reward dan rierforcement merupakan factor penting dalan
belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal mengontrol
tingkah laku. Pda teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi
sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga disebut dengan operant
conditioning. . Operans conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku
operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali atau
menghilang sesuai keinginan.
6.
Teori Conectionism
(Thorndike)
Menurut
teori trial and error (mencoba-coba dan gagal) ini, setiap organisme jika
dihadapkan dengan situasi baru akan melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya
coba-coba secara membabi buta jika dalam usaha mencoba-coba itu secara
kebetulan ada perbuatan yang dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan
yang kebetulan cocok itu kemudian “dipegangnya”. Karena latihan yang terus
menerus maka waktu yang dipergunakan antuk melakukan perbuatan yang cocok itu
makin lama makin efisien.
7.
Teori Systematic
Behavior (Hull)
Clark C Hull mengikuti jejak Thorndike
dalam usahanya mengembangkan teori belajar. Prinsip-prinsip yang digunakanya
mirip dengan apa yang dikemukakan oleh para behavioris yaitu dasar
stimulus-respon dan adanya reinforcement. Clark C. Hull mengemukakan teorinya,
yaitu bahwa suatu kebutuhan atau “keadaan terdorong” (oleh motif, tujuan,
maksud, aspirasi, ambisi) harus ada dalam diri seseorang yang belajar, sebelum
suatu respon dapat diperkuat atas dasar pengurangan kebutuhan itu.
Dalam hal ini efisiensi belajar
tergantung pada besarnya tingkat pengurangan dan kepuasan motif yang
menyebabkan timbulnya usaha belajar itu oleh respon-respon yang dibuat individu
itu.
Setiap obyek, kejadian atau situasi
dapat mempunyai nilai sebagai penguat apabila hal itu dihubungkan dengan
penurunan terhadap suatu keadaan deprivasi (kekurangan) pada diri individu itu;
yaitu jika obyek, kejadian atau situasi tadi dapat menjawab suatu kebutuhan
pada saat individu itu melakukan respon.