Senin, 07 Mei 2012


BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A.  Definisi Komunikasi
Ditinjau dari etimologi, komunikasi berasal dari kata communicare yang berarti “membuat sama”. Definisi kontemporer menyatakan bahwa komunikasi berarti “mengirim pesan”. Menurut (Effendy. 2003: 9) istilah komunikasi (communication) berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Berbicara mengenai definisi komunikasi tidak ada definisi yang salah dan benar secara absolute.
Namun definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada kalimat “mendiskusikan makna”, ”mengirim pesan” dan ”penyampaian pesan lewat media”. Apapun istilah yang dipakai, secara umum komunikasi mengandung pengertian “memberikan informasi, pesan, atau gagasan pada orang lain dengan maksud agar orang lain tersebut memiliki kesamaan informasi, pesan atau gagasan dengan pengirim pesan.

B.  Konsep Komunikasi
Konsep komunikasi menurut John R. Wenburg, William W. Wilmoth dan Kenneth K Sereno dan Edward M Bodaken terbentuk menjadi 3 tipe: pertama, searah: pemahaman ini bermula dari pemahaman komunikasi yang berorientasi sumber yaitu semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon penerima.
Kedua, interaksi: pandangan ini menganggap komunikasi sebagi proses sebab-akibat, aksi-reaksi yang arahannya bergantian. Ketiga, transaksi: konsep ini tidak hanya membatasi unsur sengaja atau tidak sengaja, adanya respon teramati atau tidak teramati namun juga seluruh transaksi perilaku saat berlangsungnya komunikasi yang lebih cenderung pada komunikasi berorientasi penerima. Saat dosen memberi kuliah, komunikasi bukan saja berdasarkan fakta bahwa mahasiswa menafsirkan isi kuliah tetapi juga dosen menafsirkan perilaku anggukan atau kerutan kening mahasiswa.
Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan antara kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.

C.  Unsur-unsur komunikasi
1.    Komuniakator (communicator)
Yaitu memberi berita, yang dalam hal ini adalah orang yang berbicara,pengirim berita atau orang yang memberitakan.
2.    Menyampaikan berita,
Dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim atau menyiarkan.
3. Berita
Berita yang disampaikan (message), dapat dalam bentuk perintah, laporan, atau saran.
3.    Komunikan (communicate)
Yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung. Dengan kata lain orang yang menerima berita.
4.    Tanggapan atau reaksi (response), dalam bentuk jawaban atau reaksi. Kelima unsure komunikasi tersebut (Komuniakator, Menyampaikan berita, Berita-berita yang disampaikan, Komunikan dan Tanggapan atau reaksi) merupakan kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti apabila satu unsure tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi.

D.  Bentuk-bentuk komunikasi
a)   Komunikasi verbal
Yaitu salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan kepada pihak lain baik secara tertulis maupun pesan.
ü  Hasil Observasi:
Berdasarkan observasi dan pengamatanyang kami lakukan. Komunikasi verbal yang kami temukan adalah komunikasi yang dilakukan antara guru dan murid. Dimana komunikasi tersebut termasuk komunikasi secara tertulis. Karena seorang guru yang menyampaikan materi secara tertulis di papan tulis.

b)   Komunikasi non verbal
Komunikasi yang menggunakan bahasa tubuh seperti menggunkan gerakan tangan/tubuh sebagai isyarat suatu perbuatan yang mempunyai arti pesan dalam konteks komunikasi. Mengekspresikan pesan dalam komunikasi dalam bentuk gambar, menggunakan bahasa sikap yaitu bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan/ mengekspresikan pikiran, perasaan seperti bungkam, tak acuh.
ü  Hasil Observasi :
Berdasarkan pengamatan kami di beberapa kelas di SD Pabean 2. Komunikasi verbal juga beberapa kali kami temui, diantaranya : ketika ada beberapa murid yang sedang ramai dan gaduh, guru tersebut kemudian diam dan memanggil nama murid yang bersangkutan sambil mengerutkan dahi. Yang berarti guru tersebut sedang marah.

E.  Jenis komunikasi :
a) Komunikasi individu
Komunikasi yang terjadi dalam diri individu yang berfungsi untuk mengembangkan kreativitas imajinasi, memahmai dan mengendalikan diri serta meningkatkan kematangan berpikir sebelum mengambil keputusan.
b)   Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan.
Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator.
Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo’a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif.
Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini.
Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita yang berbeda beda (multiple selves).

c)    Komunikasi kelompok
Menurut Anwar Arifin komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.
Dari dua definisi di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Menurut Dedy Mulyana kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Pada komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Sehingga komunikasi kelompok adalah Interaksi tatap muka antara tiga orang atau lebih dengan tujuan yang telah diketahui seperti berbagai informasi, pemecahan masalah mana yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota lain secara tepat.
ü Hasil Observasi :
Berdasarkan hasil observasi kami komunikasi kelompok sangat banyak kami jumpai. Diantaranya ketika ada beberapa siswa yang sedang ngobrol bersama. Ini merupakan suatu proses komunikasi kelompok. Karena mereka terdiri dari lebih 1 orang dan dalam lingkup tertentu.

d) Komunikasi massa
Merupakan tipe komunikasi manusia (human communication) adalah komunikasi umum, pesan yang disampaikan tidak ditujukan pada satu orang saja tapi juga bagi semua orang/ khalayak.
ü  Hasil Observasi :
Untuk kegiatan komunikasi masa ini, jenis komunikasi ini kami temukan ketika seorang guru sedang menjelaskan ataupun menyampaikan materi kepada siswanya. Dan hal ini dikatakan sebagai komunikasi masa karena pesan atau materi tidak hanya untuk sati siswa. Melainkan bagi seluruh siswa dalam kelas.

e)    Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horisontal.
ü  Hasil Observasi :
Menurut kami, komunikasi organisasi ini muncul dan ada ketika ada beberapa guru ataupun karyawan lain yang berkumpul di dalam ruang guru. Kemudian mereka membahas bagaimana kemajuan siswa dalam belajar dan apa yang harus dilakukan untuk memajukan sekolah tersebut. 
F.   Tujuan komunikasi:
a. Menemukan
Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penenmuan diri  (personal discovery). Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baik diri kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajak bicara. Tetapi komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar yang dipenuhi objek, peristiwa dan manusia lain.
b.  Untuk berhubungan
Kita menghabiskan banyak waktu dan energi komunikasi untuk membina dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain.
c.  Untuk meyakinkan
Media massa ada sebaigan besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita. Sedikit saja dari komunikasi pribadi kita yang tidak berupa untuk mengubah sikap atau perilaku.
d.  Untuk bermain
Kita menggunkan banyak perilaku komunikasi kota untuk bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik, film sebagian besar untuk hiburan. Demikian pula banyak dari perilaku yang dirancang untuk menghibur orang lain.

G.  Prinsip komunikasi:
1)    Prinsip 1     : Komunikasi adalah suatu proses simbolik
2)    Prinsip 2     : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
3)    Prinsip 3     : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
4)    Prinsip 4     : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat
                            kesengajaan
5)    Prinsip 5     : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
6)    Prinsip 6     : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
7)    Prinsip 7     : Komunikasi itu bersifat sistemik
8)    Prinsip 8     : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin
                            efektiflah komunikasi
9)    Prinsip 9     : Komunikasi bersifat nonsekuensial
10)  Prinsip 10   : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
11)  Prinsip 11   : komunikasi bersifat irreversible
12)  Prinsip 12   : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan
                            berbagai masalah
H.  Hambatan-hambatan dalam berkomunikasi
Pada sebuah proses komunikasi yang terjadi terkadang kita juga akan mengalami banyak hambatan dalam berkomunikasi. Beberapa Hambatan Komunikasi adalah :
a.         Hambatan sematik Komunikasi yg disebabkan oleh fakor bahasa yg digunakan oleh para pelaku komunikasi
b.        Hambatan mekanik Komunikasi yang disebabkan oleh factor elektrik, mesin atau media lainnya
c.    Hambatan antropologis Hambatan yg disebabkan oleh perbedaan pada diri manusia
d.    Hambatan psikologis Hambatan yg disebabkan oleh factor kejiwaan .
I.     Proses belajar mengajar sebagai proses komunikasi
Proses belajar mengajar dapat dikatakan proses komunikasi dimana terjadi proses penyampaian pesan tertentu dari sumber belajar (guru, instruktur, media pembelajaran dll) kepada penerima (peserta didik, murid) dengan tujuan agar pesan (berupa topik-topik pelajaran tertentu) dapat diterima (menjadi milik) oelh peserta didik/murid.
Guru hendaknya menyadari bahwa didalam kegiatan belajar dan pembelajaran, seungguhnya ia sedang melaksanakan kegiatan komunikasi. Untuk itu guru harus memilih dan menggunakan kata-kata yang berada dalam jangkauan/medan pengalaman murid-muridnya, agar dapat dimengerti dengan baik oleh mereka sehingga pesan pembelajaran yang disampaikan dapat diterima oleh murid dengan baik.
Kegiatan encoding dan decoding dalam proses pembelajaran. Encoding merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan  lambang-lambang yang akan digunakan dalam kegiatan komunikasi oleh komunikator (oleh guru dalam kegiatan pembelajaran). Sedangkan Decoding adalah kegiatan dalam komunikasi yang dilaksanakan oleh penerima pesan (audience, murid) dimana penerima berusaha menangkap makna pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang oleh komunikator.
Agar penyampaian pesan pembelajaran mencapai “sharing” yang diinginkan maka dilakukan penyampaian dengan lebih konkret dan jelas, selain dengan memilih lambang verbal yang berada dalam medan pengalaman murid. Misalnya menggunkaan alat peraga dan media pembelajaran seperti chart, diagram, grafik, gambar diam dll.
Media pembelajaran dapat digunakan dalam 2 macam cara dalam proses belajar mengajar:
·           Sebagai alat peraga untuk menjelaskan materi pelajaran yang disampaikan keapda murid-murid.
·           Pemanfaatan media pembelajaran sebagai saluran komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan pembelajaran terutama oleh media belajar mandiri seperti modul, Computer Based Instruction (CAI).

J.        Komunikasi yang efektif untuk kelancaran proses pembelajaran
Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif oleh siswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara keduabelah pihak terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.
Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini.
Komunikasi dalam bentuk diskusi dalam proses belajar mengajar berlangsung amat efektif, hal ini disebabkan oleh dua hal:
a.     materi yang didiskusikan meningkatkan intelektualitas,
b.    komunikasi dalam diskusi bersifat intracommunication dan intercommunication.
Yang dimaksud dengan intracommunication atau intrakomunikasi adalah komunikasi yang terjadi pada diri seseorang. Ia berkomunikasi dengan dirinya sendiri sebagai persiapan untuk melalukan intercommunication dengan orang lain.
Untuk menyamakan makna antara guru/dosen dan siswa ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian:
1.    Semua komponen dalam komunikasi pembelajaran diusahakan dalam kondisi ideal/baik:
a. pesan (message) harus jelas, sesuai dengan kurikulum, terstruktur secara jelas, menarik dan sesuai dengan tingkat intelejensi siswa.
b. Sumber/guru harus berkompetensi terhadap materi ajar, media yang digunakan, mampu menyandikan dengan jelas, mampu menyampaikan tanpa pembiasan dan menarik perhatian serta mampu membangkitkan motivasi diri dan siswa dalam proses interaksi dan transaksi komunikasi.
c.  penerima/siswa harus dalam kondisi yang baik/sehat untuk tercapainya prasyarat pembelajaran yang baik.
d. lingkungan (setting) mampu mendukung penuh proses komunikasi misalnya pencahayaan, kenyamanan ruang dan sebagainya.
e. materi/media software dalam kondisi baik/tidak rusak (sesuai dengan isi/pesan).
f. alat (device) tidak rusak sehingga tidak membiaskan arti (audiovisual). Media yang menarik (dapat dilihat dan didengar) akan memudahkan siswa dalam retensi dan pengingatan kembali pesan yang pernah didapat.
g. teknik/prosedur penggunaan semua komponen pembelajaran harus memiliki instruksi jelas dan terprogram dalam pengelolaan.
2.    Proses encoding dan decoding tidak mengalami pembiasan arti/makna.
3. Penganalogian harus dilakukan untuk membantu membangkitkan pengertian baru dengan pengertian lama yang pernah mereka dapat.
4.    Meminimalisasi tingkat gangguan (barrier/noise) dalam proses komunikasi mulai dari proses penyandian sumber (semantical), proses penyimbolan dalam software dan hardware (mechanical) dan proses penafsiran penerima (psychological).
5.    Feedback dan respons harus ditingkatkan intensitasnya untuk mengukur efektifitas dan efisiensi ketercapaian.
6.    Pengulangan (repetition) harus dilakukan secara kontinyu maupun progresif.
7.    Evaluasi proses dan hasil harus dilakukan untuk melihat kekurangan dan perbaikan.
8.    Aspek pendukung dalam komunikasi; fisik, psikologi, sosial dan waktu harus dibentuk dan diselaraskan dengan kondisi komunikasi yang sedang berlangsung agar tidak menghambat proses komunikasi pembelajaran.
K.      Teori komunikasi yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran
Beberapa teori komunikasi yang bisa diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar adalah :
1.         Teori Humanisme
Kurikulum ini menekankan pada pembagian pengawasan dan tanggungjawab bersama antar seluruh siswa didik. Humanistic curiculum menekankan pada pola pikir, perasaan dan tingkah laku siswa dengan menghubungkan materi yang diajarkan pada kebutuhan dasar dan kebutuhan hidup siswa. Teori ini menganggap bahwa setiap siswa sebagai objek pembelajaran memiliki alasan yang berbeda dalam mempelajari bahasa. Tujuan utama dari teori ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa agar bisa berkembang di tengah masyarakat. The deepest goal or purpose is to develop the whole persons within a human society. (McNeil,1977)

2.         Teori Konstruktvisme
Jean Piaget dan Leu Vygotski adalah dua nama yang selalu diasosiasikan dengan kontruktivisme. Ahli kontruktivisme menyatakan bahwa manusia membentuk versi mereka sendiri terhadap kenyataan, mereka menggandakan beragam cara untuk mengetahui dan menggambarkan sesuatu untuk mempelajari pemerolehan bahasa pertama dan kedua.

3.         Teori Sibernetika
Istilah sibernetika berasal dari bahasa Yunani (Cybernetics berarti pilot). Istilah Cybernetics yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi sibernetika, pertama kali digunakan tahun 1945 oleh Nobert Wiener dalam bukunya yang berjudul Cybernetics. Sibernetika adalah teori sistem pengontrol yang didasarkan pada komunikasi (penyampaian informasi) antara sistem dan lingkungan dan antar sistem, pengontrol (feedback) dari sistem berfungsi dengan memperhatikan lingkungan. Seiring perkembangan teknologi informasi yang diluncurkan oleh para ilmuwan dari Amerika sejak tahun 1966, penggunaan komputer sebagai media untuk menyampaikan informasi berkembang pesat.

4.         Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)
Menurut teori conditioning (Ivan Petrovich Pavlo:1849-1936), belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (response). Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang kontinu. Yang diutamakan dalam teori ini ialah hal belajar yang terjadi secara otomatis.

5.         Teori Operant Conditioning (Skinner)
Skinner (1904-1990), menganggap reward dan rierforcement merupakan factor penting dalan belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal mengontrol tingkah laku. Pda teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga disebut dengan operant conditioning. . Operans conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali atau menghilang sesuai keinginan.

6.         Teori Conectionism (Thorndike)
Menurut teori trial and error (mencoba-coba dan gagal) ini, setiap organisme jika dihadapkan dengan situasi baru akan melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba secara membabi buta jika dalam usaha mencoba-coba itu secara kebetulan ada perbuatan yang dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan yang kebetulan cocok itu kemudian “dipegangnya”. Karena latihan yang terus menerus maka waktu yang dipergunakan antuk melakukan perbuatan yang cocok itu makin lama makin efisien.

7.         Teori Systematic Behavior (Hull)
Clark C Hull mengikuti jejak Thorndike dalam usahanya mengembangkan teori belajar. Prinsip-prinsip yang digunakanya mirip dengan apa yang dikemukakan oleh para behavioris yaitu dasar stimulus-respon dan adanya reinforcement. Clark C. Hull mengemukakan teorinya, yaitu bahwa suatu kebutuhan atau “keadaan terdorong” (oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi, ambisi) harus ada dalam diri seseorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar pengurangan kebutuhan itu.
Dalam hal ini efisiensi belajar tergantung pada besarnya tingkat pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar itu oleh respon-respon yang dibuat individu itu.
Setiap obyek, kejadian atau situasi dapat mempunyai nilai sebagai penguat apabila hal itu dihubungkan dengan penurunan terhadap suatu keadaan deprivasi (kekurangan) pada diri individu itu; yaitu jika obyek, kejadian atau situasi tadi dapat menjawab suatu kebutuhan pada saat individu itu melakukan respon.